"salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meski manusia telah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat"

Budidaya Tanaman Hias: Sikas


I.       Sejarah Cycas
Cycads / Sikas adalah tanaman jurasik yang berumur kurang lebih 240 juta tahun dan diperkirakan merupakan makanan dinosaurus yang herbifora. Sikas bahkan dipercaya sudah tumbuh sebelum tanaman bunga dan fern.
Distribusi Sikas yang sangat luas menunjukkan tanaman ini sangat dominan pada masa prehistorik, sikas dapat ditemui di benua Amerika (Dioon, Zamia, Mikrosikas), Australia (Macrozamia, lepidozamia dan cycas), Asia (cycas), Afrika (Encephalartos, Cycas dan Stangeria). Umur sikas yang begitu tua memberikan kesan prehistorik yang kuat sehingga menjadi buruan banyak hobiis. 
Sikas hanya tumbuh didaerah beriklim tropis seperti di Asia, Australia, Amerika Tengah dan Selatan hingga Afrika. Beberapa Zamia juga tumbuh di wilayah Amerika Serikat yang beriklim tropis.  Beberapa jenis sikas diketahui telah punah di alam habitatnya, sedang sebagian lainnya terancam punah yang disebabkan karena aktivitas illegal para kolektor tanaman hias yang secara membabi buta mengambil sikas dari alam bebas seirring dengan tingginya permintaan dan nilai komersial yang dapat diperoleh dari usaha jaul beli tanaman hias.
Pakis haji atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga pakishaji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam suku pakishaji-pakishajian (Cycadaceae) yang masih banyak dijumpai. Masyarakat awam di Indonesia mengenal pakis haji dari beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupai palem, yaitu C. rumphii, C. javana, serta C. revoluta (sikas jepang). Tetapi saat telah terdapat 10 genre sikas lainnya yang teridentifikasi.

II.    Manfaat Cycas
Mayoritas tanaman sikas masih digunakan sebagai tanaman hias dalam penataan taman, baik untuk kebutuhan landscape maupun sebagai tanaman hias dalam pot. Namun demikian, beberapa jenis sikas juga mempunyai manfaat di bidang lain, misalnya C. revoluta yang dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang telah digunakan secara native di beberapa negara. Cycas daun digunakan secara tradisional dalam pengobatan kanker dan hepatoma (Hill, 1993 cit. Kiong et al., 2008) berperan sebagai terminal shoot suatu zat diuretik.
Namun, yang paling signifikan bagian yang memberikan kontribusi terhadap senyawa kimia utama adalah terletak dalam benih. Hal ini dapat dimakan mentah atau dimasak (Chang, 2004 cit. Kiong et al., 2008). Selain itu, benih sikas juga dapat dikeringkan dan digiling menjadi bubuk kemudian dicampur dengan beras merah dan difermentasi menjadi "miso tanggal" atau "miso Sotetsu" (Brenner et al., 2003 cit. Kiong et al., 2008).

III. Taksonomi/ Klasifikasi
Saat  ini telah terdapat 11 genus sikas yang teridentifikasi:
1.      Bowenia, genus asal Australia, dan memiliki 3 jenis species yang dikaterogikan dalam genus Bowenia.
2.      Ceratozamia, genus asal Amerika Tengah, dan di perkirakan terdapat 16 jenis species Ceratozamia yang telah dikenal.
3.      Chigua, genus asal Columbia, dan memiliki 2 jenis species yang keduanya sangat mirip dengan Zamia.
4.      Sikas, merupakan genus yang paling umum yang penyebarannya banyak terdapat di Asia, Australia dan Afrika. Terdapat 90 an genus sikas yang telah dikenal saat ini, dan angka ini terus bertambah seiring dengan ditemukannya species baru dari tahun ke tahun.
5.      Dioon, genus asal Amerika Tengah dengan 12 jenis species yang masuk dalam genus Dioon.
6.      Encephalartos, genus asal Afrika, dan sebagian besar species dari keseluruhan 60 an species yang teridentifikasi berasal dari Afrika Selatan. Encephalartos juga merupakan genus sikas yang paling digemari dan menjadi buruan para kolektor dunia, sehingga untuk menjadi kelestariannya saat ini seluruh species encephalartos telah masuk dalam kategori Apendix I, yang mana diperlukan ijin CITES dari badan konservasi tanaman dilindungi Afrika bilamana tanaman tersebut ingin diexport dengan pembatasan-pembatasan tertentu seperti ukuran diameter batang tidak boleh melibihi 15 cm, sedang untuk bibit tanaman berupa biji (seed) tidak perbolehkan sama sekali untuk di export.
7.      Lepidozamia, genus asal Australia dan memiliki 2 jenis species berbeda.
8.      Macrozamia, genus yang juga berasal dari Australia dengan total keseluruhan species yang dikenal ada 40 an species.
9.      Microcycas, genus langka dan hanya memiliki satu varian species. Genus ini berhabitat asli di Kuba.
10.  Stangeria, genus asal Afrika yang secara penampilan fisik tidak begitu menyerupai bentuk sikas pada umumnya.
11.  Zamia, genus asal Amerika Tengah dan Selatan namun tidak begitu populer kecuali species Furfuracea.
Sedangkan taksonomi sikas yang dimaksud pakis haji yaitu sebagai berikut:
1.  Kerajaan                      : Plantae
2.  Divisi                            : Cycadophyta
3.  Kelas                           : Cycadopsida
4.  Ordo                            : Cycadales
5.  Famili                           : Cycadaceae
6.  Genus                           : Cycas
7.  Spesies                         :

  • · Cycas aculeata
  • · Cycas angulata
  • · Cycas annaikalensis
  • · Cycas apoa
  • · Cycas arenicola
  • · Cycas armstrongii
  • · Cycas arnhemica
  • · Cycas badensis
  • · Cycas balansae
  • · Cycas basaltica
  • · Cycas beddomei
  • · Cycas bifida
  • · Cycas bougainvilleana
  • · Cycas brachycantha
  • · Cycas brunnea
  • · Cycas cairnsiana
  • · Cycas calcicola
  • · Cycas campestris
  • · Cycas candida
  • · Cycas canalis
  • · Cycas chamaoensis
  • · Cycas changjiangensis
  • · Cycas chevalieri
  • · Cycas circinalis
  • · Cycas clivicola
  • · Cycas collina
  • · Cycas condaoensis
  • · Cycas conferta
  • · Cycas couttsiana
  • · Cycas curranii
  • · Cycas debaoensis
  • · Cycas desolata
  • · Cycas diannanensis
  • · Cycas dolichophylla
  • · Cycas edentata
  • · Cycas elephantipes
  • · Cycas elongata
  • · Cycas falcata
  • · Cycas fairylakea
  • · Cycas ferruginea
  • · Cycas fugax
  • · Cycas furfuracea
  • · Cycas guizhouensis
  • · Cycas hainanensis
  • · Cycas hoabinhensis
  • · Cycas hongheensis
  • · Cycas inermis
  • · Cycas javana
  • · Cycas lanepoolei
  • · Cycas lindstromii
  • · Cycas litoralis
  • · Cycas maconochiei
  • · Cycas macrocarpa
  • · Cycas media
  • · Cycas megacarpa
  • · Cycas micholitzii
  • · Cycas micronesica
  • · Cycas multipinnata
  • · Cycas nathorstii
  • · Cycas nongnoochiae
  • · Cycas ophiolitica
  • · Cycas orientis
  • · Cycas pachypoda
  • · Cycas panzhihuaensis
  • · Cycas papuana
  • · Cycas pectinata
  • · Cycas petraea
  • · Cycas platyphylla
  • · Cycas pranburiensis
  • · Cycas pruinosa
  • · Cycas revoluta
  • · Cycas riuminiana
  • · Cycas rumphii
  • · Cycas schumanniana
  • · Cycas scratchleyana
  • · Cycas seemannii A.Braun
  • · Cycas segmentifida
  • · Cycas semota
  • · Cycas sexseminifera
  • · Cycas siamensis
  • · Cycas silvestris
  • · Cycas simplicipinna
  • · Cycas spherica
  • · Cycas szechuanensis
  • · Cycas taitungensis
  • · Cycas taiwaniana
  • · Cycas tanqingii
  • · Cycas tansachana
  • · Cycas thouarsii
  • · Cycas tropophylla
  • · Cycas tuckeri
  • · Cycas wadei
  • · Cycas xipholepis
  • · Cycas yorkiana
  • · Cycas yunnanensis
  • · Cycas zambalensis
  • · Cycas zeylanica

IV.  Morfologi
Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai tanaman hias  (Anonim, 2011).
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.
Sikas merupakan tanaman berumah 2, ada jantan dan betina, yang bisa dibedakan pada waktu keluar ‘bunga’ (cone). Yang jantan biasanya kurus dan panjang sedang yang betina pendek dan bulat seperti bola rugby. Di alam penyerbukan dibantu oleh serangga, tetapi dengan banyaknya habitat yang rusak dan perbedaan waktu keluarnya bunga jantan dan betina penyerbukan semakin sulit terjadi. Bantuan manusia sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian populasi di alam.

V.     Budidaya DAN PERAWATAN
Secara umum tanaman ini tidak sulit itu di budidayakan/ di rawat, namun demikian bukan berarti semua jenis sikas dapat diperlakukan sama dalam hal perawatannya. Beberapa jenis sikas cukup tahan terhadap iklim dingin, sedang lainnya tidak. Secara umum semua sikas menyukai panas/ sinar matahari langsung namun tidak begitu menyukai air yang berlebihan sehingga harus diperhatikan penggunaan media tanam harus benar benar poros yang memungkinkan air dapat mengalir keluar dengan baik dan tidak menggenangi akar tanaman yang dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan bahkan mati.
Syarat Tumbuh dan Media Tanam
Semua sikas menyukai media yang sangat poros. dan menyukai pot yang agak dalam agar akar utama (taproot) bisa bertumbuh maksimal terutama untuk tanaman yang baru tumbuh. Akar ni akan membesar seperti ubi untuk dipakai sebagai cadangan makanan. Sebagai panduan campuran media yang dipakai apabila disiram air sebaiknya langsung mengalir dan tidak tertahan. Seringkali sikas dianggap bisa tumbuh baik di tanah yang miskin hara, meski ada benarnya tetapi sebenarnya sikas akan tumbuh jauh lebih maksimal dengan pemberian pupuk yang teratur. Kebanyakan sikas menyukai cahaya dengan intensitas tinggi untuk menjaga daun tetap sehat dan kompak kecuali beberapa zamia yang menyukai matahari tak langsung.
Perbanyakan
Perbanyakan Sikas dilakukan dengan cara vegetatif dan biji. Tapi ada juga dari anakan yaitu dari tunas yang keluar dari samping batang.
Penanaman
Berikut ini cara menanam sikas menurut Arif (2008):
1.      Disiapkan lubang tanam. Jika sikas yang akan ditanam kecil disiapkan lubang ukuran 30x30x20 cm.
2.      Disiapkan media tanam dengan campuran 1 bagian tanah : 1 bagian pasir : 1 bagian pupuk kandang lalu diaduk hingga rata
3.      Disiapkan bibit sikas yang akan ditanam
4.      Dimasukkan dulu media tanam kedalam lubang secukupnya, bibit sikas ditanam, sikas tidak ditanam terlalu dalam, kira-kira setengah centimeter dari pangkal akar
5.      Dalam penanaman sikas perlu diperhatikan posisi bonggol, diletakkanlah tegak lurus karena jika miring daun yang tumbuh tidak akan terlihat proporsional
6.      Sikas tidak ditempatkan di daerah yang lembab karena akan menyebabkan sikas terserang penyakit.
Pengairan
Tanaman sikas pada umumnya tidak suka terlalu banyak air, hal ini dikarenakan kebanyakan berasal dan daerah yang curah hujan rendah kecuali yang berasal dan hutan hujan Amerika tengah. Agar tumbuh lebih baik, disarankan agar tidak menyiram sikas setiap hari. Cukup tiga kali dalam seminggu.
Pemupukan
Lakukan pemupukan secara berkala setiap bulan sekali. Pupuk yang digunakan bisa organik maupun anorganik, hanya saja perlu dijaga keseimbangan kandungan unsur kimia (micro dan makro) yang diperlukan tanah supaya tanaman tumbuh subur. Bersamaan dengan periode pemupukan berikan juga fungsida ke tanah agar terbebas dari jamur dan bakteri yang bisa mengganggu/menghambat pertumbuhan dan kesuburan tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Sikas termasuk tanaman bandel. Tapi, ada tiga hama yang biasa mengganggu. Akibatnya, daun yang semula hijau mempesona berubah menguning.
1.      Kutu Putih
Hama satu ini sangat lembut. Selain suka menempel kuat di sela-sela daun, juga menyerbu batang. Ciri khasnya, cepat berkembang biak, dan mampu hidup bertahun-tahun di dalam batang sikas. Jika terbawa angin bisa menular ke sikas lain.
Bila tingkat serangan baru memasuki tahap awal, pengendalian bisa memakai insektisida yang dicampur dengan air tembakau potongan. Lakukan 2 kali seminggu, sampai telur dan kepompong ludes. Namun, jika serangannya sudah mengganas, satu-satunya jalan adalah dengan cara radikal, yakni memotong semua daun sikas sampai ke pangkal batang, lalu bakar potongan daun-daun tersebut. Sikat sela-sela tangkai daun dan pangkal batang sampai bebas hama kutu putih, baru kemudian disemprot dengan insektisida. Penyemprotan harus dilakuakan dengan hati-hati, jangan sampai mengenai titik tumbuh sikas. Pasalnya, bila hal itu terjadi malah memperlambat pertumbuhan, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa fatal akibatnya. Penyemprotan pada minggu pertama dilakukan setiap hari, lalu minggu-minggu berikutnya cukup tiga kali seminggu. Kendati tampak gundul, bukan berarti sikas mati. Beri pupuk NPK di sekitar tanaman sikas. Niscaya dalam tempo 1-2 bulan, tunas-tunas baru pun tumbuh.
2.      Kutu Cokelat
Serangan lain datang dari kutu cokelat. Hama ini suka menempel sangat erat pada permukaan atas daun. Celakanya, berdasar pengalaman, kutu cokelat ini tak mempan dan insektisida apa pun. Itulah sebabnya, digunakan alternatif yang tepat guna, yakni dengan larutan air sabun cuci. Ambil kain, lalu celupkan dalam larutan air sabun tadi. Setelah itu, jepit daun sikas dan tarik pelan-pelan (bahasa Jawa: diplurut). Yang penting teliti, rajin, satu persatu daun disapu dengan lap basah tadi.
3.      Ulat Serit
Sejenis ulat kecil dan lembut yang merupakan produk metamorfosis dari kupu-kupu kecil berwarna putih. Kupu-kupu itu biasanya hinggap pada pucuk daun sikas yang masih kuncup. Oleh sebab itu, sasaran serangan ulet serit adalah pada pucuk daun. Tentu saja, akibatnya kelak daun itu akan cacat terpotong-potong.
Tindakan pengendaliannya cukup mudah. Secara preventif, dapat dilakukan dengan cara mengusir setiap kupu-kupu putih yang hendak hinggap pada pucuk daun sikas. Jika telat mengusir 'tamu tak diundang' itu, maka ia akan bertelur, dan kemudian menetes menjadi ulat serit. Jika tanaman sikas telanjur diserang ulat serit, semprot dengan insektisida seminggu sekali, dengan dosis sesuai label pakainya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae) dan Klasifikasinya . http://www.adipedia.com/2011/04/tumbuhan-berbiji-terbuka-gymnospermae.html

Arif. 2008. Tips Menanam Sikas. http://www.in-tips.com/tips-menanam-sikas/

Kiong A.L.P.1*, Yeo S.T.1, Jualang A. G.2 and Sobri H. 2008. Induction and multiplication of callus from endosperm of Cycas revoluta. African Journal of Biotechnology Vol. 7 (23), pp. 4279-4284

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.

Baca juga

Kerja Sambilan Mudah dan Halal di Survei Online Berbayar #1

Mendapatkan bayaran dari mengisi survei sudah bukan hal asing . Lebih dari 70% orang online untuk mengisi survei . Mereka biasanya menj...